Lawar, makanan khas Galungan

16 03 2009

sing nampah ?? begitulah kira2 sapaan krama Bali menjelang Hari Raya Galungan. ya Hari Raya Galungan di Bali identik dengan tradisi membuat lawar. Lawar merupakan makanan khas Bali yang sering ditemui ketika ada sebuah upacara. Tapi sekarang mencari lawar tidaklah susah karena sudah banyak dijual di berbagai rumah makan khas Bali. Mungkin yang susah mencari lawar yang enak dan pas dengan lidah kita. Lawar pun banyak sekali jenisnya, mulai dari lawar ayam, lawar sapi, lawar babi, lawar kuwir atau bebek, lawar penyu sampai dengan lawar kebo / kerbau yang baru saya dengar dari seseorang yang berasal dari Tabanan Bali. Yang membedakan Lawar di rumah makan dengan lawar Galungan hanya terletak pada siapa yang membuat. Untuk Galungan, lawar dibuat oleh kita sendiri dibantu dengan sanak saudara. Disinilah letak tradisi itu, dmana semua keluarga berkumpul untuk meracik lawar. Ada yang merebus daging, membuat bumbu, merajang / mencincang daging dan kulitnya, kelapa, dan nangka dengan tipis. Tidak hanya daging yang menjadi isi utamanya, tetapi juga sayuran dan kelapa yang telah diparut. Mau pedas ato tidak silahkan pilih sendiri.

Hari Raya Galungan sendiri mempunyai makna sebagai hari Pawedalan Jagat atau Oton Gumi (Kelahiran Bumi). Tidak berarti bahwa Gumi / Jagad / Bumi ini lahir pada hari wuku Budha Keliwon Dungulan. Melainkan hari itulah yang ditetapkan agar umat Hindu di Bali menghaturkan rasa syukurnya kehadapan Ida Sang Hyang Widhi atas terciptanya dunia serta segala isinya. Ada juga yang menyebutkan Hari Raya Galungan adalah Hari Raya untuk memperingati Kemenangan Dharma melawan Adharma. Apalagi Galungan taun ini bersamaan dengan jadwal kampanye Pemilu Legeslatif. Mari kita doakan agar dalam Pemilu ini tidak terjadi kerusuhan lagi yang diramalkan oleh Mama Lauren.





Festival Kuliner HUT Kota Denpasar

23 02 2009

tekorFestival kuliner sepertinya menjadi satu kegiatan rutin untuk diadakan dalam menyambut HUT Kota Denpasar yang ke 17. Sweet Seventeen lho.. dalam festival kuliner taun ini pada dasarnya tidak terlalu ada yang berubah dari festival sebelumnya. hanya saja yang berbeda dari festival kuliner kali ini adalah adanya ikon / ciri khas yang diangkat untuk menjadi simbol makanan tradisional. ‘Tekor’ yang merupakan tempat makanan yang terbuat dari daun pisang dijadikan lambang / ikon festival kuliner taun ini. bagi yang sudah datang ke festival kuliner ini, jangan lupa untuk mengabadikan moment indah bersama ‘Men Tekor’.. 😀

 Men Tekor

* men tekor : tumbasin tyang asiki bli,…